MAJENE – Menjelang perayaan Idul Fitri 1446 Hijriah, warga Kota Majene dihadapkan pada masalah penerangan jalan yang tidak optimal.
Sejumlah lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) di beberapa titik strategis kota ini dilaporkan mati, termasuk di sekitar Rumah Jabatan Wakil Bupati Majene, Jalan Ammana Wewang, dan Jalan Mustar Lazim.
Kondisi ini menimbulkan keresahan, terutama bagi warga yang beraktivitas di malam hari.
Salah satu kawasan yang terdampak adalah sekitar Taman Kota Majene dan Monumen Posasi, ikon kota yang biasanya menjadi pusat keramaian.
Gelapnya area ini tidak hanya mengurangi estetika kota tetapi juga meningkatkan risiko keselamatan bagi pejalan kaki dan pengendara.
Andi Akbar, seorang warga Majene, mengungkapkan keprihatinannya terkait kondisi ini. Menurutnya, lampu PJU seharusnya menjadi prioritas perawatan pemerintah daerah, apalagi menjelang Lebaran, saat mobilitas masyarakat meningkat pesat.
“Banyak warga yang melewati jalan ini di malam hari, terutama peserta lomba remaja masjid yang beraktivitas di sekitar Boyang Assamalewuang. Pemerintah daerah mestinya memberikan perhatian khusus dalam hal penggantian beberapa lampu yang sudah mati,” ujar Andi Akbar pada Jumat, 28 Maret 2025.
Lebih lanjut, ia menyoroti program Majene Terang, salah satu janji politik dalam program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Majene, AST-Rita.
Dengan adanya program ini, seharusnya masalah penerangan jalan menjadi salah satu prioritas utama yang segera ditangani.
Lampu PJU memiliki peran penting dalam mendukung keamanan dan kenyamanan warga. Selain sebagai penunjang estetika kota, penerangan jalan juga menjadi faktor krusial dalam mencegah kecelakaan lalu lintas dan tindak kriminalitas.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No. 27 Tahun 2018 tentang Fasilitas Pendukung Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, penerangan jalan merupakan salah satu fasilitas wajib yang harus disediakan oleh pemerintah daerah.
Selain itu, Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan juga mengamanatkan pemerintah untuk menjamin keselamatan pengguna jalan, termasuk dengan memastikan ketersediaan penerangan jalan yang memadai.
Kurangnya penerangan jalan bisa meningkatkan risiko kecelakaan, terutama bagi pengendara sepeda motor dan pejalan kaki.
Selain itu, wilayah yang gelap juga lebih rawan menjadi tempat tindak kriminalitas, seperti pencurian atau tindakan kejahatan lainnya.
Dengan berbagai dampak negatif yang ditimbulkan oleh matinya lampu PJU, warga Majene berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah konkret.
Perbaikan lampu jalan tidak hanya mendukung program Majene Terang, tetapi juga memastikan keamanan dan kenyamanan masyarakat menjelang Lebaran.
Dinas terkait diharapkan segera melakukan pengecekan, penggantian, atau perbaikan lampu yang mati, terutama di titik-titik strategis yang sering dilewati warga.
Selain itu, diperlukan sistem pemeliharaan berkala agar masalah serupa tidak terus berulang setiap tahun.
Seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat menjelang Lebaran, pemerintah daerah harus lebih responsif dalam menjaga fasilitas publik.
Penerangan jalan bukan hanya soal estetika, tetapi juga tentang keselamatan dan hak dasar warga untuk mendapatkan lingkungan yang aman dan nyaman.