MAJENE – Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Majene Ryan mengusir staf khusus atau Tim Bupati Untuk Pengawalan Percepatan Pembangunan Daerah (TBUP3D).
Pengusiran terjadi ketika 10 orang aktivis PMII menghadiri undangan Pemerintah Daerah Kabupaten Majene untuk audiensi dengan Bupati Majene Ahmad Syukri Tammalele di ruang rapat Wakil Bupati Majene, Rabu (30/12/2021).
Ryan menolak stafsus (TBUP3D) dalam pertemuan itu. kedatangan, undangan adalah atas undangan Pemkab Majene dan membahas tentang keabsahan dan dasar-dasar pembentukan TBUP3D yang tidak diatur oleh aturan manapun.
“Yang ingin kami kunjungi dengan pak Bupati adalah alasan pembentukan TBUP3D. Ketika oknumnya dibawa ke sini, itu tidak sesuai dengan harapan kami. Jadi, tegas Ryan dalam pertemuan tersebut.
Ryan menyatakan penyusunan draf peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2021 Tentang Pembantukan TBUP3D melibatkan Sekda dan OPD terkait, sehingga pak Bupati hanya cukup menghadirkan Sekda dan OPD terkait.
“Dalam menjalankan tugas, pak Bupati meminta bantuan OPD. Mengapa bukan peran OPD yang dimaksimalkan,” tulisnya.
permintaan tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) Majene Ardiansyah meminta agar memberikan kesempatan kepada Bupati Majene untuk menyampaikan gambaran umum lebih dulu.
“Nanti pak bupati akan memberikan gambaran umumnya lebih dulu, setelah itu kita akan dialog,” sebut Ardiansyah.
Ia menyarankan agar para aktivis tidak mempersoalkan kehadiran TBUP3D dalam pertemuan itu, sebab yang utama adalah muatan dari pembahasan dalam forum.
Sementara, Anggota TBUP3D Darmansyah, beralasan bahwa mereka hadir dalam audiensi tersebut untuk memenuhi undangan Bupati Majene.
“Kami ini diundang. kami hadir,” singkatnya.
Akhirnya, anggota TBUP3D terpaksa meninggalkan ruang rapat wakil bupati karena terus didesak oleh para aktivis PMII. Namun sebelum meninggalkan ruangan itu, Darmansyah senyalami satu persatu aktivis PMII.