MAMUJU – Kasus stunting di Sulawesi Barat dinilai masih sangat tinggi. Bahkan, saat ini berada di urutan kedua tertinggi nasional.
Data tersebut berdasarkan pada survei yang dilaksanakan oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia.
Selain faktor genetik, faktor lingkungan, ketersediaan air bersih, rumah tidak layak huni dan lingkungan kumuh dianggap sebagai penyebab stunting.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat, Hasto Wardoyo, di Kabupaten Mamuju, Sulbar, Jumat (19/11/2021).
Oleh karena itu, pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk menurunkan angka stunting.
Salah satunya dengan menjadikan ‘penurunan prevalensi stunting’ sebagai agenda utama pemerintah.
Upaya ini pun terus dilakukan pemerintah melalui berbagai kementerian dan BKKBN khususnya dalam pencegahan stunting dan perencanaan kehamilan demi menciptakan keluarga berkualitas.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan ada dua faktor dalam menangani kasus stunting tersebut. Yakni faktor jauh dan faktor dekat.
Menurut Hasto Wardoyo faktor jauh mulai dari berbagai persoalan di luar penyebab utama, yaitu ketersediaan air bersih, rumah tidak layak huni, dan berbagai permasalahan lainnya.
“Apabila jarak ini tidak bisa dijaga, maka potensi bayi yang lahir stunting akan semakin besar,” kata Hasto Wardoyo saat dialog bersama Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPeKB) di Gedung PKK Sulbar, Jumat (19/11/2021).
Masalah perencanaan kehamilan seperti jarak kelahiran dan kehamilan, yang masuk ke dalam masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), jadi faktor dekat dari permasalah stunting.
Ia menegaskan, jangan sampai kehamilan terjadi pada usia yang tidak tepat.
“BKKBN akan menyiapkan program pendamping keluarga dengan mengerahkan 600 ribu tenaga pendamping keluarga di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Pendamping Keluarga ini terdiri dari berbagai profesi, antara lain kader Keluarga Berencana (KB). Kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), DPD IPeKB Indonesia.
Nantinya, para pendamping keluarga berfokus untuk memantau keluarga dan penduduk selama menjalani program perencanaan kehamilan.