Kisah Sukses Pengusaha Muda Asal Majene Budidaya Ikan Lele

  • Bagikan

MAJENE – Berawal dari anggapan masyarakat bahwa ikan lele yang tidak disukai oleh masyarakat setempat.

Hal itu membuat Arjun memutar otak untuk memanfaatkan nomor kosong di Lingkungan Leppe, Kelurahan Lembang, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.

Ali, sapaan akrabnya, melihat peluang bisnis dari potensi budidaya ikan lele untuk di jual ke kabupaten lain di Sulbar maupun di provinsi lain.

Apalagi, menurut sejumlah penelitian ternyata lele memiliki lebih banyak protein daripada ikan salmon.

Peluang bisnis semakin terbuka ketika dia memiliki kerjasama dengan pengepul dari Polewali Mandar dan Makassar.

Arjun pun membangun 9 kolam lele, masing-masing berukuran 4 X 6 M². Kini kolam dikelola oleh 10 orang anggota kelompok budidaya ikan bernama AL Barokah.

Mulai dari sini, dia pun ingin mengubah pemikiran orang-orang tentang file yang awalnya takut untuk dikonsumsi menjadi ikan kesukaan warga.

Arjum pun mengubah konsep ternak lele dengan metode penggunaan kolam. Metode ini lebih bersih, tanpa bau dan sehat. 

Bahkan, Peternak lele asal Kecamatan Sendana ini membawa metode budi daya dengan cara budi daya ikan yang baik.

Semua proses budi daya hingga panen sudah dipersiapkan dengan baik, bahkan pengepul ikan datang langsung ke lokasi budidaya untuk bertemu lele.

Lele yang dibudidayakan dari kontaminasi bahan kimia, serta aman dikonsumsi, sebab manajemen budi daya dikelola dengan profesional.

Keunggulan penerapan ini selain praktis, efisien dan murah, juga mampu menampung lebih banyak bibit ikan lele.

Padat tebarnya menurut dia bisa mencapai 1.000 ekor lele per kolam, sehingga total ikan lele yang kini dibudidaya mencapai 9.000 ekor.

Budi daya ikan ini bila panen bisa menghasilkan 2.700 kg per 3 bulan.

“Setiap tiga bulan, kita bisa panen 5.000 ekor lele. Dengan begitu, kedepan kami bisa menghasilkan lima juta rupiah per bulannya,” sebut Arjum, Minggu (23/1/2022).

Ketika panen berlangsung, 1 kg isinya adalah 4 ekor lele dengan harga jual Rp 16 ribu.

Peminat ikan lele, kata Arjun sangat banyak, bahkan mengaku masih kekurangan suplai ke penduduk Wonomulyo, Polman dan Makassar.

Kini, Arjun tak cuma beternak ikan lele tapi juga menjejaki peluang bisnis lain yang berbahan dasar ikan lele, yakni membuat produk olahan yang bisa menembus pasar nasional dan internasional.

“Jadi, nantinya olahan lele itu adalah turunan bisnis dari produk yang kita budidayakan. Kita buat abon misalnya kemudian dilempar ke pasaran,” tegas Arjun.

Dengan begitu, selain dapat memberdayakan setempat melalui peluang bisnis baru, juga menambah pendapatan anggota kelompok.

 

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *