407 Warga Aholeang dan Rui Majene Masih Tinggal di Pengungsian

  • Bagikan

MAJENE – Satu tahun warga Dusun Aholeang dan Rui mengungsi di Dusun Alle-Alle, Desa Mekkatta Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat.

Gempa 6,2 magnitudo yang mengguncang Sulbar 15 Januari 2021 silam membuat mereka harus direlokasi.

Adapun jumlah pengungsi di Dusun Rui sebanyak 41 KK atau kepala keluarga terdiri dari 166 jiwa. Dusun Aholeang sebanyak 304 jiwa dari 76 KK.

Salah satu warga Rui yang tinggal di tenda terpal, Harno (28) mengatakan satu tahun tinggal di tenda sederhana bersama istri dan keempat anaknya.

“Kita ya begini serba terbatas, sama istri dan anak saya, dulu kita bangun sendiri terus ini (papan kayu) kita kumpulkan juga dari sisa pembangunan rumah sementara yang tidak terpakai,” ujarnya Minggu (16/1/2022).

Hidup satu tahun di pengungsian tentu ada keluhan yang ia rasakan, termasuk ketersedian air bersih dan listrik.

“Disini kalo hujan ya biasa air masuk, belum lagi masalah air untuk dikonsumsi harus keluar ambil air,” tandasnya.

Harno kemudian berharap bisa secepatnya menikmati rumah permanen yang dijanjikan pemerintah.

“Kalo bisa secepatnya kita bisa punya rumah lagi, kalo di tenda anak-anak suka kepanasan,” harapnya.

Kepala Dusun Rui Suardi mengatakan ada dua jenis hunian warga yang mengungsi.

“Ada yang tenda terpal, ada juga yang dibangun oleh relawan. Tapi jujur kalo yang terpal itu lebih dikeluhkan,” ujarnya.

Meski begitu, Suardi menuturkan sudah menyampaikan keluhan warga ke pemerintah.

“Kemarin (Jumat,14/1/2022) Bupati datang kesini sama Dinas Sosial dan kita sampaikan semua,” tandasnya.

Lebih lanjut Suardi menuturkan pemerintah akan segera membangun rumah permanen untuk warga dusun Rui dan Aholeang.

“Sementara sudah masuk material untuk 10 rumah, di Rui sendiri ada 4 rumah,” tutupnya.

 

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *