POLMAN – Sedikitnya tiga Sekolah Dasar (SD) yang berlokasi di Kecamatan Matakali, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, terpaksa melaksanaka ujian di bawah tenda darurat, Senin (8/5/2023).
Lantaran gedung sekolah belum dapat digunakan setelah terendam lumpur bawaan banjir, seluruh murid ini harus mengikuti ujian kelulusan sekolah di bawah tenda yang didirikan sementara waktu.
Gedung sekolah itu berada di sepanjang jalan poros Matakali-Wonomulyo, Polman. Seperti SDN 001 Matakali, SD 048 Matakali, dan 040 Labasang, masih terendam lumpur dan banjir.
Pihak sekolah melaksanakan ujian mulai dari tanggal 8 Mei hingga 14 Mei 2023.
Kepala Sekolah SDN 040 Muh Jabir, mengatakan ujian sekolah ini untuk para murid yang duduk di bangku kelas enam.
“Salah satu prasyarat murid untuk kelulusan, kita mengikuti jadwal dari dinas pendidikan,” ujarnya saat ditemui wartawan.
Ia mengatakan ada 30 murid yang mengikuti sembilan mata pelajaran selama satu pekan. Para murid mengikuti ujian dengan persiapan yang seadanya, lantaran banjir tak kunjung surut.
Muh Jabir mengatakan saat ini gedung sekolah belum dapat dibersihkan dari sisa lumpur, karena sedang fokus menghadapi ujian sekolah yang jadwalnya ditetapkan oleh Dinas Pendidikan.
“Di ruang-ruang kelas saat ini busuk, kotor, terendam lumpur kita butuh bantuan untuk membersihkan,” ungkapnya.
Meski ujian di bawah tenda darurat, para siswa terlihat antusias mengisi lembar ujian sekolah. Hanya saja, kata Muh Jabir suara bising dari kendaraan yang melintas sedikit mengganggu.
Sebelumnya diberitakan, banjir yang terjadi di Matakali sudah memasuki hari ke empat, atau sejak Kamis (4/5/2023) kemarin.
Camat Matakali, Rahmat Razak mencatat sedikitnya ada puluhan rumah yang terendam di lima desa dan satu kelurahan.
Sepeti di Desa Pasiang, Desa Induk Makkombong, Tonrolima, Pasiang dan Kelurahan Matakali.
“Ada empat bangunan sekolah dasar (SD) yang terendam banjir, semuanya diliburkan, belum lagi sawah warga juga terendam,” ungkapnya saat ditemui di lokasi.
Ia menjelaskan banjir terjadi di lima desa akibat luapan Sungai Matakali setelah hujan deras, serta banjir kiriman dari daerah pegunungan.
Saat ini pihak kecamatan masih mencatat jumlah rumah yang terendam dan mengalami kerusakan. Rahmat Razak mengatakan sejumlah sawah warga siap panen juga tersapu banjir.