MAMUJU – Kepala Pelaksana Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mamuju, Sulawesi Barat menyebut, sekitar 16.000 rumah rusak pada gempa 6,2 M di Mamuju 2021 lalu akan ditinjau untuk mendapatkan bantuan dana stimulan tahap 2.
Kepala Pelaksana BPBD Mamuju Muhammad Taslim berkata, 16.000 rumah ini akan dievaluasi sebelum diputuskan layak menerima bantuan yang dicairkan oleh BNPB.
Dalam asesmen ini, pihak BPBD juga akan mengklasifikasikan jenis kerusakan rumah mulai dari kategori rusak ringan, sedang, hingga berat.
“Kalau tahap 2 berbeda dengan tahap 1. Tahap 1 itu kan dananya turun baru kita asesmen. Namun saat ini memang BNPB memberikan persyaratan kepada kita bahwa diasesmen dulu, validkan kategorinya dulu baru kirim lagi datanya,” ujar Taslim saat ditemui di Kantor Bupati Mamuju, Rabu (21/9/2022).
Perbedaan proses pencairan antara tahap 1 dan 2, kata Taslim, mengakibatkan pendanaan untuk pelaksanaan asesmen memakai APBD perubahan.
Untuk asesmennya sendiri, Taslim memperikrakan akan dilakukan pada bulan Oktober mendatang.
“Assesmen saya kira 1,5 bulan lah. Namun saya belum tahu kalau bisa cair yang jelas persyaratan yang diberikan oleh BNPB semua sudah terlaksanakan,” ujar Taslim.
Untuk tahap 1, kata Taslim, sebanyak 9.719 rumah sudah mendapat bantuan dana dengan nilai sekitar Rp 209 miliar.
Dari 9.719 rumah ini, ada 1.501 rumah kategori rusak berat, 3.487 rusak sedang, dan selebihnya rusak ringan.
Sebelumnya diberitakan gempa berkekuatan 6,2 magnitudo mengguncang Kabupaten Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat, dan sekitarnya pada Jumat (15/1/2021) sekitar 01.28 WIB.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (IBMKG) menyatakan, pusat gempa berada di 6 kilometer timur laut Majene. Pusat gempa berkedalaman 10 kilometer.
Akibat gempa ini, sekitar 90 warga meninggal dunia dan puluhan ribu rumah mengalami kerusakan.