MAMUJU – Sekretaris Daerah Sulawesi Barat Muhammad Idris mengatakan pencanangan kampung kebencanaan tidak hanya kegiatan seremonial tetapi bagaimana membangun mental dan upaya menerapkan konsep mandiri dalam menangani bencana.
“Saya berharap pembinaan untuk cara berfikir kebencanaan terhadap generasi muda, bisa dibangun dengan lebih baik,” kata Muhammad Idris, pada simulasi bencana dan program pencanangan Kampung Siaga Bencana (KSB) di Kabupaten Majene, Kamis (16/6/2022).
Kegiatan yang berlangsung di Desa Bambangan Kecamatan Malunda Kabupaten Majene, itu dirangkaikan pada bantuan lumbung sosial KSB oleh DPR dan Kementerian Sosial, dalam rangka penanganan korban bencana alam.
“Cara pandang terhadap kebencanaan kita itu harus sama, desa, kecamatan, kabupaten dan provinsi ini harus ada komitmen bersama, tidak boleh terpisah-pisah,” tambahnya.
Atas program pencanangan tersebut mewakili Pemprov Sulbar, Muhammad Idris menyampaikan terima kasih dan apresiasinya kepada anggota DPR Arwan Aras Tammauni sebagai penggagas untuk membangun Sulbar agar lebih tanggap dalam menghadapi bencana.
“Saya ke tentu bukan karena bencana tetapi saya bersyukur karena ide dan juga gagasan bersama dalam mewujudkan impian kita untuk membangun desa siaga lebih banyak,” tutur Muhammad Idris.
Ia menyampaikan bahwa Sulbar masuk dalam kategori indeks risiko bencana tertinggi di Indonesia yang berada pada titik geologis dalam “Ring Of Fire” atau lingkaran api.
Selain itu juga menurut dia, kepedulian pemerintahan yang sangat rendah, konektivitas penanganan bencana dan dana untuk alokasi bencana di Sulbar masih sangat rendah.
“Beberapa hal tersebut menjadi alasan membentuk Sulbar sebagai daerah yang sangat berisiko terhadap bencana alam,” ucap Muhammad Idris.
“Insya Allah Pemprov Sulbar akan terus mencanangkan dan terus mendukung, menyediakan anggaran yang mencukupi dalam hal kebencanaan,” tambahnya.
Pada kesempatan itu, meminta masyarakat di Desa Bambangan, agar jika ingin membangun pemukiman jangan terlalu dekat di bantaran sungai, dan sungai harus dijaga kelestariannya dengan tidak membelakangi sungai sebagai tempat pembuangan sampah.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Majene Muhammad Jafar mengatakan, program pencanangan KSB merupakan kejadian setelah terjadinya bencana gempa bumi berkekuatan 62 magnitudo pada 2021.
Ada dua kecamatan dan tiga desa kata Muhammad Jafar yang diusulkan pada program tersebut, yakni Kecamatan Pamboang Desa Bonde Utara dan Desa Bonde, serta Kecamatan Malunda Desa Bambangan.
“Alhamdulillah dari yang kami usulkan, sudah ada tiga kecamatan di Majene yang menerima program sebagai Kampung Siaga Bencana, yakni Desa Adolang Kecamatan Pamboang dan Desa Tibo Kecamatan Tubo,” tuturnya.
“Untuk itu, kami berharap ada anggaran khusus untuk penanggulangan bencana,” kata Muhammad Jafar.