Pasien Meninggal Diduga Karena Kelalaian Perawat RSUD Majene

  • Bagikan

MAJENE – Seorang pasien perempuan di Ruang perawatan Dahlia RSUD Majene, warga Parabaya Kecamatan Tubo Sendana Kabupaten Majene, diperkirakan umurnya 42 tahun, meninggal karena sakit yang dideritanya, Selasa (13/9/2022).

Hal itu berdasarkan unggahan di facebook milik Muh Irwan Pratama Saputra pagi tadi.

Dalam unggahan itu, Muh Irwan menjelaskan, keluarga pasien mengamuk karena keluarganya meninggal akibat kehabisan cairan infus.

“Tadi Pagi pukul jam 7 lewat Ada Salah Satu Mengamuk Penjaga pasien ( Seorang bapak ) seorang Warga desa parabaya kecamatan Sendana gara” keterlambatan perawat mengontrol pasien dan infus nya Sampai habis sehingga pasiennya sampai meninggal terjadilah penjaga pasien ( seorang bapak) mengamuk di ruangan pasien Dahlia kelas III dan depan ruangan Dahlia kelas III RS Majene,” tulis akun tersebut.

Sejumlah netizen tanggapi beragam persoalan itu, ada yang mendukung, ada pula yang kurang mendukung.

Berikut komentar netizen atas unggahan yang telah dibagikan 141 kali itu.

Nanang Hasnani: Jika memang ini benar beritanya,,, silahkan menempuh jalur hukum,, supaya kejadian ini tidak terulang dan pihak rumah sakit,,, bisa lebih memperbaiki,,, pelayanannya kepada pasien,,, hal seperti ini jangan di biarkan,,,,

Pitti Jan: Tapi biasa memang duluan tawwa habis cairan infus baru jadwal kontrolx perawat, kita mami penjaga pasien jg sering2 pantau dan melaporkan klo memang sdh mau habis cairan infusx…jangan semata mata perawat yg diharap dtng terus cek cairan infusx

Muliadi Adi: Setau sy kalau infus x habis penjaga pasien selaku keluarga yg menyampaikan sama perawat, tapi kalau misalnya SD dipanggil sampai 2x tdk nongol ya apa boleh buat, harus di marahi sebab itu pelayanan tdk baik, dan kalau begitu lapor sama pimpinan kalau perlu tembus ke bupati. Agar pegawai rumah sakit bisa di evaluasi,

Ahmad Faturrahman: Tapi memang sungguh miris jika kejadiannya demikian, harus qt lawan kandaku…

Kepala Ruangan Perawatan Dahlia RSUD Majene, Asmuni, saat dikonfirmasi terkait persoalan itu mengatakan, dirinya belum bisa memberi informasi karena masih dibicarakan dengan para perawatnya. “Saya belum bisa kasih informasi karena saya juga mau konfirmasi ke teman-teman juga, sementara kumpul juga ini,” ujarnya.

Asmuni mengaku dirinya dinas pagi sehingga dia akan memanggil semua petugas untuk mencari tahu kebenarannya.

Kondisi rumah sakit menjadi tegang karena salah satu keluarga korban meluapkan emosi dengan cara mengamuk dan menegur keras pihak rumah sakit yang di anggap lalai dalam hal penjagaan pasien.

Kronologi kejadian kata Basuki, pada Senin (12/09/2022), sekira pukul 22.00 wita, setelah melihat cairan infus sudah hampir habis, pihak keluarga mencari perawat bahkan mengetok pintu ruang Jaga perawat namun tidak di respon.

Karena keterlambatan itu di duga jadi penyebab pasien jadi panik dan akhirnya, pada Selasa (13/09/2022), pukul 06.00 wita pagi pasien dinyatakan meninggal.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *