Perahu yang Ditumpangi Wakil Ketua DPRD Majene Tenggelam

  • Bagikan

MAJENE – Berniat melintas melalui jalur laut akibat jalan Trans Sulawesi masih tertutup material longsor, sebuah perahu yang membawa 13 penumpang dan dua sepeda motor tenggelam di perairan Majene, Sabtu (29/10/2022).

Informasi dihimpun wartawan di lapangan, dari 13 penumpang itu juga ikut serta Wakil Ketua DPRD Majene, Adi Ahsan dari Fraksi partai Golkar.

“Dari 13 penumpang itu, ada juga anak-anak usia 3 tahun,” ujar Rizaldi, warga sekitar kepada wartawan.

Menurutnya, sebelum tenggelam perahu yang bermuatan puluhan orang tersebut sempat oleng ke kanan hingga akhirnya tenggelam.

“Semua penumpang selamat. Hanya dua unit kendaraan yang juga diangkut itu sampai sekarang belum ditemukan,” tambahnya.

Patut diketahui, longsor di Jl Trans Sulawesi ini terjadi sejak Kamis (27/10/2022) malam. Mengakibatkan arus lalu lintas lumpuh dan menyebabkan kemacetan hingga 4 kilometer.

Hingga kini Dinas PUPR dan balai Jalan nasional masih berusaha menyingkirkan material longsor menggunakan enam alat berat.

Sebelumnya, Kepolisian Resor (Polres) Majene melalui Kepala Satuan (Kasat) Binmas, Polres Majene AKP Soewarno Kasimin, SH memastikan bahwa lokasi longsor yang memutus jalan Nasional di wilayah Sangiang, Dusun Sumakuyu, Desa Onang, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat, belum bisa dilalui Jumat (28/10/22) hingga Sabtu (29/10/22).

Hal ini disampaikan AKP Soewarno melalui sosialisasi yang dilakukan di lokasi sekitaran longsor, Jumat (28/10/22) malam, sekira 18:33 Wita.

Menurutnya, pihak Pemerintah Daerah bersama Polres Majene serta stakeholder lainnya terus berupaya agar lokasi longsor dapat secepatnya bisa dilalui.

“Namun perlu kita ketahui, bahwa tanah yang menutup akses Majene-Mamuju atau sebaliknya ini bukan longsor biasa. Tapi seolah gunung yang bergeser,” ungkap Kasat Binmas.

Adapun longsor yang menutup akses ini yakni sekitar 100 meter lebih dengan ketinggian lima hingga 15 meter yang menutup seluruh badan dan bahu jalan. Dengan material longsor yang terdiri dari bebatuan besar.

“Sementara kita maksimalkan agar akses bisa tembus, itupun hanya satu arah. Dan untuk truk muatan besar tidak memungkinkan untuk melalui jalur jika sudah tembus, karena yang terbuka bukan badan jalan melainkan bahu jalan,” ujarnya.

“Jadi target tercepatnya memang Minggu (30/10) sore sudah bisa dilalui. Tapi kita tidak bisa pastikan, apalagi kita lihat penerangan belum ada,” ujarnya kembali.

Ia pun mengimbau, kepada para pengguna jalan agar mengurungkan niat melewati jalur ini mengingat panjang dan tebalnya longsor.

“Kami imbau kepada pengguna jalan agar sekiranya bisa kembali untuk kembali, karena pembersihan material longsor butuh waktu lama,” tutupnya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *