Bupati Majene Akui Anggaran Perjalanan Dinas Rp700 Juta Per Tahun

  • Bagikan

MAJENE – Bupati Majene, Andi Achmad Syukri mengakui selama mmemimpin Kabupaten Majene tentu banyak hal yang sudah dia lakukan, termasuk upaya mencari peluang kerja sama antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat.

Hal ini ditegaskan Andi Syukri ditemui di ruang kerjanya, Jumat (24/2/2023)

“Selama ini kita sering membangun komunikasi dengan pemerintah pusat, artinya saya selaku bupati ke luar daerah demi kepentingan masyarakat kita juga, siapa tahu ada bantuan pembangunan dari pusat. Artinya kita saja sering bangun komunikasi belum tentu direspon, apalagi kalau kita tidak pernah berhubungan dengan mereka,” ungkap Andi Achmad Syukri.

Andi Syukri juga mengakui, kenapa belakangan ini ia sering ke luar daerah (Jakarta) tujuannya untuk menindaklanjuti sejumlah kegiatan yang telah dijanjikan oleh beberpa kementerian di pusat, contoh seperti yang dijanjikan wamen Pertanian untuk membangun embung di Majene dan kementerian Pariwisata.

“Bahkan Majene diapresiasi oleh pak Wamen. Karena Bupati terajin berkunjung sehingga Wamen memberi apresiasi dengan menjanjikan akan membangun embung di Majene. Nah kalau itu teralisasi, maka dampaknya juga kemasyarakat, misalnya suplai air untuk tanaman kebun masyarakat dan juga akan menjadi spot wisata di daerah kita,” sebutnya.

Ia juga menyinggung biaya perjalanan dinas yang digunakan selamaNmenjabat Bupati Majene, menurutnya informasi yang menyebut dirinya menghabiskan anggaran Rp.1,4 miliar itu tidak benar, ia juga mengatakan tidak anti kritik, selama kritikan yang membangun.

“Makanya saya juga heran ada yang menyebut Bupati Majene menghabiskan anggaran perjalanan dinas hingga Rp1,4 miliar. Padahal, sesuai ketersediaan anggaran pada postur APBD Majene hanya Rp700 juta saja, itupun bukan untuk saya sendiri, untuk ajudan dan driver, ke Jakarta saja terbang menggunakan pesawat komersial sekelas Batik dan duduk di kelas ekonomi, tapi biarlah terima kasih sudah dikritik,” ujarnya.

Padahal kalau sekelas Bupati, lanjut Andi Syukri, harusnya menggunakan pesawat Garuda yang tiketnya mencapai Rp4 juta one way, tapi ia pilih kelas ekonomi dan duduk di kelas ekonomi paling belakang demi menghemat anggaran. Tidur juga pilih tidur di mess.

“Artinya biaya perjalanan dinas bupati sekarang, sama dengan bupati sebelumnya, tidak ada kenaikan. Itu pun sudah termasuk biaya supir dan ajudan. Kalau saya sendiri, ya sekitar Rp300 an saja. Dalam waktu dekat saya berangkat lagi ke Jakarta ada uandangan dan ini tidak bisa diwakili, seandainya bisa mungkin tidak ke Jakrta,” pungkasnya.(adv/)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *