MAMASA -Rapat Paripurna DPRD bersama Pemerintah Daerah Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar) banyak berlangsung, pada Selasa (30/11/2021).
Rapat paripurna yang digelar di Ruang Paripurna DPRD Mamasa, selain banyak juga menggelar aksi labrak meja.
Bahkan, salah satu anggota DPRD Fraksi Gabungan PPP dan Gerindra, Reskianto Taulabi Kia, mengaku menemukan dana siluman pada Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD) tahun 2022.
Usai pandangan akhir fraksi sebelum sidang ditutup, legislator Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Reskianto Taulabi Kia menambahkan interupsi.
Pada kesempatan itu, ia menilai perbedaan antara postur anggaran terkait jumlah kredit Dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan realisasi kredit yang ditetapkan dalam APBD.
“Soal pendapatan kita, dalam jangka waktu dua hari ada perombakan postur yang begitu signifikan,” ungkap Reskianto.
Reskianto mengatakan, pada dua hari lalu, telah disepakati pada rapat Banggar dan TAPD, sekitar Rp. 37 miliar. <span;>Setelah pengesahan, nominal yang disodorkan berkurang menjadi Rp 31 miliar.
“Dan mirisnya, pendapatan asli daerah (PAD) tinggal Rp 1,2 miliar,” kata Reskianto.
<span;>Secara tegas dirinya mempertanyakan keseriusan pemerintah daerah (Pemda) dalam mengurus Mamasa. Soalnya, dalam rapat bersama disepakati PAD berada dikisaran Rp. 6 miliar.
Juga menyampaikan bahwa belanja dalam APBD dikisaran Rp 1,19 triliun lebih, namun saat menetapkan peningkatan belanja miliaran rupiah.
Akibat dari belanja yang terlalu besar itu, timbullah defisit sekitar Rp 115 miliar.
“Nilai defisit itu cukup besar. Kita mau dapat uang dari mana yang sebesar itu untuk menutupi defisit,” sorotnya.
Selain itu, Ia juga mempertanyakan kredit Dana PEN. Dalam poin kredit daerah, bertambah menjadi Rp 186 miliar lebih.
“Yang aneh bagi hari ini adalah yang beredar selama ini publik bahwa kredit kita ke PT. SMI hanya Rp 97,8 miliar, tetapi mengapa meningkat menjadi Rp 186 miliar. Ada apa dengan itu? Publik harus tahu supaya kita jangan digonjang-ganjingkan isu-isu bahwa DPRD tidak becus,” tanyanya.
Reskianto mengungkapkan bahwa ada penambahan angka dalam postur APBD yang disinyalir sebagai angka siluman.
“Ada penambahan yang saya sebut, mohon dicatat, saya sebut sebagai angka siluman sebesar sekitar Rp 116 atau Rp 118 miliar. Tapi menurut pimpinan kemarin itu adalah bagian dari skenario untuk menutupi angka defisit kita,” tulisnya.
Ia menuturkan hal itu disampaikan agar publik tahu dan anggota dewan tidak jadi bulan-bulanan bertanggung jawab menjelaskan hal tersebut.
“Mohon maaf bapak ibu sekalian, ini harus saya buka karena kondisi kita hari ini adalah defisit yang terlalu besar. Sehingga untuk menutup itu maka dibuatlah sebenarnya angka-angka siluman untuk menutupi itu,” tuturnya.
Reskianto menjelaskan jika skenario arus kas tidak berjalan lancar, maka alternatif terburuknya adalah meminjam uang lagi.
Dirinya khawatir, Mamasa akan dibebankan biaya untuk pengeluaran yang dialokasikan tidak sebanding dengan pendapatan.
Saya menambahkan ada tiga hal yang seharusnya menjadi Perhatian Pemda. Pertama ada begitu banyak ruas jalan yang perlu diperhatikan yang harus direspon dengan cepat oleh Pemda.
Kedua, mengenai persaingan seleksi CPNS yang mencoreng muka Pemda dan masyarkat Mamasa.
“Melalui kesempatan ini, kami meminta aparat untuk mengusut tuntas siapa aktor-aktor bejat dan sesat yang bermain dalam permainan itu.bIni betul-betul melukai dunia Pemerintahan Kabupaten Mamasa,”
Ketiga, alokasi dana desa pemerintah desa sampai saat ini belum ditentukan.
“Mohon agar segera mengikuti hak-haknya pemerintah desa itu,” tambahnya.
Menanggapi sorotan tersebut, Ketua DPRD Mamasa, Orsan Soleman mengatakan tentunya dalam pembahasan anggaran selalu ada selisih antara perencanaan dengan yang ditetapkan.
“Namanya pembahasan itu angkanya selalu bergerak. Jadi potensi selisih dari perencanaan dengan keputusan, ya tidak masalah,” pilihan santai.
Ia menuturkan APBD yang dibahasa oleh TAPD dengan Banggar DPRD pada akhirnya tetap dibawa ke fraksi untuk digodok dan digumuli bersama.
“Kita dengar bersama tadi, semua fraksi setuju,” tutup Orsan.