MAMUJU – Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Republik Indonesia meminta instansi pemerintah daerah melakukan optimalisasi penggunaan absensi berbasis elektronik.
Menindaklanjuti arahan tersebut Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Mamuju meluncurkan sistem absensi kehadiran berbasis kinerja dinamai SIKEREN.
“Sementara masih uji coba sampai akhir bulan Maret sejak diterapkan Januari 2023 lalu,” ungkap Kepala Bidang (Kabid) Mutasi, BKPP Mamuju, Noor Aulia Rahman saat ditemui di ruangan kerjanya, Jl Kurungan Bassi, Karema, Sulawesi Barat (Sulbar), Kamis (16/02/2023).
Aplikasi itu diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan etos kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkup Pemerintah Daerah (Pemda) Mamuju untuk memaksimalkan pelayanan masyarakat.
Namun, dengan kondisi Mamuju yang diketahui masih banyak titik-titik blank spot, SIKEREN belum dapat berfungsi sepenuhnya sebab hanya bisa diakses dalam kondisi tersambung dengan jaringan internet.
“Kalau untuk sekarang, pegawai dinas di wilayah blank spot solusinya tetap menggunakan absen manual,” ujarnya.
Dia memastikan, ke depan secara perlahan pelosok-pelosok di Mamuju bisa terjangkau jaringan sehingga disarankan bagi pegawai untuk cepat menyesuaikan.
“Kalau daerah yang bisa pakai, harus pakai,” tegasnya.
Kekurangan lain aplikasi ini, belum tersedia bagi pengguna sistem operasi IOS.
“Sementara kami daftarkan di AppStore, informasi pengembangan mereka sudah coba di Android dan IOS semuanya bisa hanya menunggu untuk penyesuaian dulu,”
SIKEREN mendata waktu masuk dan pulang kerja pegawai dengan radius yang telah ditentukan operator.
Absensi harus dilakukan di kantor masing-masing user, untuk memastikan lokasi dan ketepatan waktu pegawai.
“Jadi harus absen di kantor, kalau radiusnya jauh dari titik tetapi dalam kegiatan serentak seperti apel pagi di hari Senin misalnya, itu bisa dipindahkan titiknya,”
Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang melakukan perjalanan dinas ke luar kota tetap harus absen melalui SIKEREN, tinggal menyesuaikan laporan kinerja.
“Untuk anggaran yang digunakan membangun aplikasi ini, sekira Rp125 juta,” tutupnya.